Waktu itu aku sudah lulus dan iseng2 maen kekamar 5 trus ada buku yang ternayta buku pinjaman dari salah seorang teman kos kalo ngga salah bukunya Ivan *sorry gw sebut nama lo disini :p *, dimana didalam buku tersebut dikatakan apa yang kta liat di dunia ini hanya lah presepsi kita sendiri. Misal keadaan siang hari yang merupakan presepsi kita tentang keadaan dimana ada sinar matahari, sinar matahari yang menyebabkan terang sedangkan baik sinar matahari maupun terang merupakan presepsi kita karena bisa saja ada makhluk lain *missal yah* yang mengatakan bahwa keadaan dimana ada sinar matahari merupakan keadaan hidup, tetapi karena presepsi2 itu disamakan antara makhluk satu dengan yang lain dan akhirnya sepakat bahwa keadaaan dimana ada sinar matahari disebut dengan siang hari. Kalo dipikir2 seolah-olah dunia ini penuh dengan presepsi yang tidak ada akhirnya.
Aku lupa apakah didalam buku tersebut juga di katakan bahwa rasa juga adalah presepsi. Jika memang rasa juga presepsi, merasakan manis, asam, pahit, sakit, senang hanyalah juga kesepakatan saja, atau presepsi turun temurun yang sudah didiktekan pada generasi penerusnya????apakah mati merupakan presepsi kita tentang diambilnya nyawa /ruh dari tubuh seseorang???dan setelah mati itu ada kehidupan lagi yang abadi dimana hidup kita tergantung dari amalan kita sekarang ini. Nah, jika berada disurga “Mudah2an amiin” apakah kita bisa mengingat apa yang kita rasakan saat didunia, dimana dikatakan bahwa surga akan penuh dengan kesenangan2,begitu sebaliknya juga jika dineraka “Nauzdubillah”, dikatakan akan penuh dengan siksa. Jika kehidupan setelah mati merupakan lanjutan dari kehidupan sekarang ini, apakah presepsi masih berlaku? Sehingga kita bisa merasakan sakit itu seperti apa. Atau kehidupan setelah mati merupakan kehidupan yang baru, yang bener2 baru?
Jika presepsi tidak berlaku lagi, tentunya penghuni surga tidak akan pernah tau apa yang terjadi di neraka karena begitu mereka hidup langsung berada di surga, begitu juga untuk penghuni neraka meraka akan menganggap siksaan itu adalah rutinitas yang tidak berarti apa2 karena hanyalah siksaan2lah yang mereka tau dan tidak pernah merasakan kesenangan sehingga tidak bisa melakukan perbandingan. mungkin juga jika mereka tidak disiksa akan merasa ada yang kurang….*sorry kalo salah* Menurutku, jika presepsi itu hilang pastinya akan sangat berbahaya, karena surga dan neraka tidak berarti apa2…….
Poor me…dari dulu sampe sekarang masih aja dibingungkan dengan surga dan neraka??? Namanya juga manusia yang ngga pernah puas, jadi ngga ada salahnya kan kalo punya rasa ingin tahu? *lagi2 presepsi*………membuatku bingung.
Mohon petunjuk yah....
No comments:
Post a Comment