Setiap orang berhak punya impian. Tak ada larangan untuk berimajimasi tentang siapa pun atau apapun. Termasuk bermimpi calon pendamping yang akan setia menemani hingga akhir hayat. Keinginan mendapatkan seseorang yang sempurna mungkin (karena memang ngga ada manusia yang sempurna) membuat kita mematok seabrek kriteria.
Ganteng, tinggi, mapan secara ekonomi dan matang dari status sosial yang terhormat, seolah menjadi syarat mutlak para perempuan dalam mengejar calon suami. Setidaknya sekelas eksekutip muda (kata mereka).
Sexy, cantik, putih dan berambut lurus panjang sering kali digunakan sebagai kriteria untuk mendapatkan calon istri.( seperti pemain sinetron)
Sayang, terkadang kita buta mengejar berbagai "kesempurnaan dunia" dan mengabaikan nilai luhur dan spiritual.
Dalam proses menemukan "SOULMATE" kita dihadapkan pada realitas yang seringkali bertolak belakang dengan impian. Saat inilah kedewasaan dan kepasrahan diuji.
Intinya, apa kita bisa mengkompromikan apa yang terbaik menurut kita VS ketentuan ALLAH. Seiring usia bertambah, seharusnya kita bisa berdamai dengan diri, memilah prioritas dan mencari orang yang sesuai dengan "Keperluan" kita. Bukan hanya mencari pangeran ataupun putri impian yang serba "wah" penampilan luarnya.
Pacaran ataupun proses penjajakan yang menjadi a must dimasa saat ini ternyata tak menjamin langkah mulus untuk menuju pernikahan. Dan Taaruf hanya dilakukan jika kedua belah pihak sudah sama" yakin untuk menikah. Ketika belum ada kemantapan hati untuk menikah tapi nekat bertaaruf, hanya akan menjadi maksiat berbuah fitnah...Nauzdubillah...
No comments:
Post a Comment