selalu saja tak percaya,
padahal aku mengatakannya
dengan sungguh-sungguh semua apa yang kurasa
dan kupendam selama ini.
"aku tak bisa lagi berlari"
"ah, tapi langkahmu masih cepat"
padahal aku hanya berjalan di tempat.
"aku tak lagi mampu terbang"
"tapi aku melihatmu meliuk liuk di udara"
padahal aku hanya tertiup angin.
begitulah, selalu saja tak percaya.
dan kau menyalahkanku ketika aku tak berani
mengucapkan tiga kata itu :
suatu saat, bila datang kesempatan kedua, meski hanya
lirih terdengarnya,
berjanjilah untuk percaya ketika aku mengucapkan :
"aku masih cinta"
No comments:
Post a Comment