Saturday, August 21, 2010

penjual minum

sambil nunggu 30 menit lagi untuk bangun suamiku tersayang, iseng-iseng aja nulis lagi mencoba untuk menumpahkan semua yang ada didalam otakku.
Sebelum bisa imengakses blog ini, seperti biasa aku selau lupa password mengingat aku udah sangat-sangat lama ga pernah buka blog ini ^^
Tapi setelah berhasil mendapatkan password baru, semua yang di otak serasa menguap begitu saja dan satu-satunya yang aku ingat adalah aku ingin menumpahkannya disini.

Jadi teringat pengalaman kemaren, entah kenapa akhir-akhir ini aku sering banget mudah trenyuh sampe kadang-kadang harus mengelurkan air mata segala, lebay jg yah?
Ceritanya begini, *yang jelas bakal ngelantur* ketika aku menumpangi bis transjakarta, aku melihat banyak sekali ibu-ibu dan anak kecil berjualan minum untuk buka puasa meski pada saat itu hujan mengguyur jalanan tapi mereka seakan ga peduli walaupun baju basah kuyup, untuk apa mereka harus seperti itu?
kadang terbersit jg, pasti bocah-bocah dan ibu-ibu penjual minumah menjelang buka puasa akan mendapatkan untung, dengan membeli sebotol air mineral seharga 1500 rupiah dan mereka akan menjualnya 2x lipat dari harga belinya.
Jika sore itu mereka bisa menjual 10 botol perharinya tentu kentungan yang akan mereka dapet akan bisa digunakan untuk modal esok hari dan tentunya modal awal sudah ditangan.
Mungkin ga sih, mereka berjualan untuk ongkos mudik?hmmm...

Tapi pernah ga sih dibenak para penjual minuman dijalanan itu, kalo yang mereka lakuin itu melanggaar peraturan (ada ga yah undang2nya yang mengatur ini,sotoy dah) dan juga membahayakan dirinya sendiri?????

Seandainya, para pengguna jalan jg mau tertib dengan tidak membeli dagangan mereka tentunya tidak akan ada penjual di jalanan lagi. Tapi, kalo mereka ga jualan gimana dengan kelangsungan hidup mereka?

Duh, jadi bingung jg yah.... sebenernya siapa sih yang harus peduli dengan mereka? pengguna jalan? orang-orang di sekitar penjual seperti pak RT ato aparat2nya ato juga pemerintah?