Thursday, December 15, 2005

The Problem with Pacaran
oleh Peter Valentino

Saya tidak mengerti apakah ini hanya masalah bahasa, atau termasuk
konsep yang sembrono, yang jelas `pacaran' adalah kata yang paling
saya benci dalam kamus bahasa indonesia.

Pacaran adalah miniseri horor dimana kedua tokoh utama bermain-main
dengan komitmen ala pernikahan (hanya saja lebih parah, karena untuk
uji coba) yang berisi parade topeng melankolia kualitas terbaik di
satu hari dan hingar bingar tangisan-serta-tuntutan kejam di hari
lain, sambil terus menipu diri bahwa semuanya itu normal dan akan
berubah menjadi lebih baik.

Setidaknya itu yang sangat kental terjadi di budaya kita.

Semua orang berkompetisi untuk mencapai status yang disebut pacaran.
Rasanya enak sekali menjadi seorang pacar dan disebut sebagai pacar
oleh seseorang. Ada sebuah kebanggaan tertentu yang membuat hidup
rasanya lebih memuaskan.

Kalau bertanya tentang arti pacaran, ada yang jawaban sebagai sarana
untuk mengenal satu sama lain. Tapi jika memang sederhana, edukatif,
dan bahkan menyenangkan seperti ini, lalu mengapa sampai ada acara
nangis-nangis karena sakit hati ini itu, berantem mulut dari
ketemuan-lalu-ditelepon-terus-lanjut-lagi-di-SMS, saling nuntut-nuding
lengkap dengan omongan yang ngga kira-kira?

Kalau memang hanya untuk mengenal satu sama lain, kenapa perlu sampai
repot-repot ke sana? Cukup sudahi saja karena hubungan itu memang
tidak berhasil, habis perkara.

Kita sangat bersalah ketika menganggap diri terlalu serius dalam hal
romansa. Siapa lagi kalau bukan berkat didikan komik dan film yang
memupuk rasa penasaran kita untuk mencicipi kue bernama Pacaran itu,
bahkan sekalipun masih berusia kelas 6 SD!

Ketika kelas 5 dahulu, seorang cewek memperkenalkan diri di depan
kelas sebagai anak murid pindahan dari Palembang. "Kiyut! Bisa jadi
pacar ga ya?" pikir saya saat itu. Saya bisa ingat jelas kejadian itu,
tapi yang saya tidak ingat adalah darimana dapat konsep pacaran itu.

Sepertinya kita tidak hanya jago pura-pura dalam berpacaran, tapi juga
dalam mengartikan apa itu pacaran, karena kita hanya mendefinisikannya
sebagai "proses pengenalan lawan jenis, baik itu sifat, watak, tingkah
lakunya," sebatas mulut saja.

Apa yang kita lakukan lebih dari itu.

Bahkan sering sama sekali bukan itu.

Kita meyakiti pasangan kita (dan juga diri sendiri!) atas nama cinta
dan komitmen. Kita membuka diri untuk kekerasan emosional dalam sebuah
hubungan yang bahkan belum tentu akan menghasilkan apa-apa.

Dan bila pacaran berakhir, kita tidak sabar untuk mencari target baru
dan segera memulai yang baru lagi dan mengulang rasa sakit itu kembali.

Berulang. Lagi. Dan lagi. Dan lagi. Dan lagi.

Kita menjadi ahli dalam menyiksa diri sendiri. Mungkin ini alasannya
saya banyak bertemu dengan orang yang begitu kehilangan semangat hidup.

Begitu muak dengan kegagalan dan drama, seperti cerita seorang gadis
kecil yang sudah 15 kali pacaran di usianya yang ke-16.

Ada sesuatu yang hilang di sini. Pacaran, itu bukan kata maupun konsep
yang menyenangkan. Saya pribadi selalu menggunakan `dating` atau `kencan.'

Itu jauh lebih menyenangkan. Ringan, less demanding, santai, more
playful, jauh lebih nyaman yang memungkinkan banyak kesempatan untuk
lebih terbuka, apa adanya, dan saling belajar.

Seorang teman sempat menyebutkan bahwa dating sebagai proses
pra-pacaran. Memang ada benarnya, tapi saya lebih suka sekaligus
menghilangkan konsep pacaran itu sendiri, sehingga yang urutan ideal
yang ada adalah dating - engagement (tunangan) - marriage.

Ini atas pertimbangan bahwa Pacaran tidak bisa disamakan dengan
Engagement; masa anak umur SMP yang lagi pacaran jadi sama dengan
persiapan sebelum menikah? Atau bila menambah pacaran dalam urutan
ideal di atas (setelah dating), maka hubungan jadi terasa terlalu
panjang dan rumit.

Pacaran tidak lain dari tahapan absurd yang kita buat sebagai alasan
untuk bermain-main, baik fisik maupun mental, dan pada saat yang sama,
untuk menciptakan rasa aman palsu bahwa keduanya sedang melakukan
sesuatu yang berguna atas nama cinta.

"Momen untuk mengenal satu sama lain" adalah pengertian dating yang
kita curi untuk Pacaran, tapi tetap saja tidak melakukannya
sebagaimana disebutkan.

Pacaran is a degrading term for your romantic life.
Please refrain whenever possible.


Note :
SETUJUUUU.....!!!!

Wednesday, December 14, 2005

"KAPAN NIKAH???"
"UDAH, JANGAN MILIH-MILIHLAH!!!"
"JANGAN LAMA-LAMA!!!!"
"JANGAN KEJAR KARIER TERUS DONG!!!"

Tiba-tiba kalimat-kalimat norak diatas jadi sering gw denger dari orang-orang disekitar gw... nyebelin banget! dan mungkin banyak dialamin juga sama sebagian besar dari kalian semua (sorry buat yg udah punya pasangan hehehhe...)

KAPAN NIKAH????
Ya gak tau! emang kenapa sih kalo gw masih pengen sendiri? emangnya gw bakalan membuat penipisan lapisan ozon makin cepat dengan kesendirian gw.

UDAH JANGAN MILIH-MILIH!!!
Kok jangan milih-milih sih?. MEMILIH ITU PENTING. Pada saat gw memutuskan untuk menikah dengan lawan jenis dan bukan sesama jenis aja. berarti gw sudah melakukan pemilihan (sadis amat sih contohnya hehehhehe....)Pada saat gw memutuskan untuk menikah dengan si pria A dan bukan si pria B, berarti gw sudah melakukan pemilihan. Pada saat gw memutuskan untuk menikah dengan pria yang seiman dan bukan yang beda kepercayaan, berarti gw sudah melakukan pemilihan. SIAPA BILANG JANGAN MILIH-MILIH.

JANGAN LAMA-LAMA!!!
LHAAAA...emangnya gw si hunter (nama anjing temen gw) yang gak bisa ngeliat doggy betina, langsung dikejar-kejar buat dikawinin. Dua pribadi yang berbeda membutuhkan waktu untuk saling mengenal satu sama lain. Lebih baik menyisihkan waktu lebih lama di waktu pendekatan atau pacaran daripada mengambil keputusan gegabah dengan resiko menyesal seumur hidup.

JANGAN NGEJAR KARIER TERUS!!!
Gw gak ngejar karier, gw ngejar gajinya hahahha....nikah itu butuh modal dan modal itu harus dikumpulin sedikit demi sedikit bukan jatuh dari langit. Gw justru ngeri ngeliat temen-temen gue yang berlomba-lomba nikah,kalo gw tanya alasannya pasti karena umur, desakan orang tua yang mulai malu karena anak gadisnya gak laku-laku, takut dibilang perawan tua.
Ketakutan-ketakutan itulah yang membuat temen-temen gw "tutup mata" terhadap setiap perbedaan yang justru sebetulnya sangat penting untuk dipertimbangkan pada masa pacaran apakah memang "gw itu tulang rusuknya dia" (buat yang cewek) atau apakah "dia tulang rusuk gw " (buat yang cowok), mereka punya prinsip yang penting nikah dulu. mereka dengan gampangnya berpikir bahwa karakter buruk yang sudah tertanam selama berpuluh-puluh tahun didalam diri "sang kekasih" bisa hilang begitu saja pada saat menikah.
Gw tahu mungkin banyak yang gak setuju dengan pendapat gw, tapi gw gak mau menikah hanya karena masalah umur, siapa sih yang berhak ngasih patokan umur seseorang untuk menikah? siapa sih yang berani jamin bahwa nikah di umur 25 tahun akan lebih bahagia dari yang nikah di umur 30 atau lebih?, coba liat di catatan sipil, angka perceraian paling tinggi terjadi pada pasangan yang menikah pada umur yang mana (kalo udah dapet datanya, kasih tau gw ya, soalnya gw sendiri gak pernah ngecek hahahahh....) Malah menurut gw menikah diusia 30 atau lebih itu banyak sisi baiknya, karena disitu biasanya emosi seseorang sudah lebih stabil, kedewasaan temperamen sudah mulai terbentuk, persiapan materi cukup memadai.(materi itu tetap harus masuk dalam pertimbangan dong, kan gak bisa bayar listrik sama bayar telepon pake surat cinta)
Gw juga gak mau menikah karena desakan orang tua, yang ngejalanin pernikahan itu kan gw bukan mereka, yang bakalan nanggung semua resiko kalo ada masalahkan gw bukan mereka, perkawinan kan bukan tuk dibuat main-main apalagi trus kawin - cerai..kebayang gak tuh kalo sampe salah milih bakalan sengsara seumur hidup.

JADI LU GAK PENGEN NIKAH?
Gw pasti pengen nikah tapi dengan alasan yang tepat, gw pengen nikah karena gw menyadari bahwa hidup ini terlalu berat untuk dijalani sendirian (taela...puitis amat lu), gw pengen nikah karena gw menyadari gw membutuhkan seseorang yang bisa saling mendukung dalam segi spiritual dan material, gw pengen nikah karena gw butuh menyayangi seseorang dan butuh untuk disayangi (hihihihi...jadi malu nih), dan masih banyak lagi tapi yang jelas gak bisa ditentuin kapan waktunya, bisa cepet bisa juga lama, kalo soal waktu kan terserah sama yang DIATAS.

DON'T PUSH ME TO GET MARRY SOON,
LET ME WAIT MY TIME,
CAUSE MY GOD WILL PROVIDE ME THE BEST PERSON
WHEN THE TIME COMES.

Saturday, December 10, 2005

Semua-nya OK

abis dari MCU (Medical Check Up), kata dokter semuanya ngga ada gangguan alias OK tapi kok sekarang jadi lemes yah? mungkin ngga kalo MCU ini cuma rekayasa doang yah? kenapa mikir macem2 yah? dah ah..browsing lageeeee...daripada makin puyeng huweeekksss

Monday, December 05, 2005

Server Room, 11.20


Dari mulai masuk langsung ke Ruangan yang dinginnya minta ampun...bertiga sama Mas Yuli, Awang n Didik..jadi ngga bertiga yah?berempat ding, di ruangan ini suasananya beda banget ma ruanganku ^_^ bisa becanda, makan2 *kalo ada makanan hehehe* n bebas ngenet tanpa rasa segan ma atasan hahahha, itulah hal yang paling menyenanngkan! Yah, maklum kerja bisanya cuma jadi kuli, jadi ngga bisa sebebasnya menggunakan fasilitas, kalo mo pake pun harus bener2 berhubungan ma kerjaan .... katanya siy begitu tapi kalo aku?????
pas lagi iseng2 buka FS eh ada new testi yang ternyata dari BOnBOn, duh kangen banget!..langsung deh inget ma pasangannya juga Roe *dia sendiri yang nyebut gitu* ngga berapa lama ada sms, dari BonBon juga...setelah beberapa menit sambil nunggu kelarnya Install, telp Bonn2 deh...lumayan bisa nyengir2, Bon2 dikau ngga berubah yah? selalu buat aku ketawa....hiks...jadi kangen Bon2 n Ruli! kalian enak yah bisa ngumpul lagi, *doaku semoga kalian berjodoh yah hahahaha* Terkahir ketemu, pas wisudanya Bon2, kayaknya waktu itu juga ketemu ma Ruli deh!
Ngga tau kenapa kok seneng banget kalo tiba2 temen lama masih inget ma aku, yah paling ngga kan tidak berniat memutuskan tali silaturahmi, karena menurut buku yang pernah aku baca "Allah melaknat orang yang memutuskan silaturahmi" jadi insyaAllah aku akan berusaha untuk menjaga silaturahmi yang ada....Seandainya bisa aku akan mendatangi semua temen2ku n sodara2ku yang jauh disana.

oiyah, today is my Sist Bday...taon ini, sorry aku ngga bisa ngasih kado maklum tau sendiri kan lagi seret hehehe, hanya doaku yang bisa aku berikan cieeee *Ngga perlu di tulis-lah*


kok aku ngerasa, sekarang udah ngga produktif lagi yah?

Saturday, December 03, 2005

Lets talk about My Luchan ^_^

Aku punya teman...
Teman seperjuangan... (By Ratu)
semenjak aku masuk tempat kerja ku yang sekarang
*emang dah pernah pindah yah hehehe*

Luchan adalah sebuah nama yang kita anugrahkan kepada sesosok mahluk Tuhan yang dulunya duduk di sebelahku, yang ternyata dia adalah salah satu seniorku di ST3, mungkin itulah awalnya kenapa kita jadi nyambung....*nantinya akan disusul oleh junior2 dari st3 lainnya*

Uniknya dari seorang Luchan adalah dia ngga peduli ma omongan orang tapi ngga juga siy soalnya dia pernah curhat juga kalo dia sebenernya ngga suka orang lain mengusik hidup nya mulai dari yang complaint kalo 'orang' ngga suka dengan cara duduknya, yang menurut luchan itu biasa2 aja tapi orang lain mengatakan kalo duduk 'ngangkang' ngga sopan jika dilakukan oleh cewe, trus juga mengenai kebisaannnya yang lain yaitu BERSIUL hehehehe.....yeee pas gw blg *kalo aku siy, biarin aja anjing menggonggong hahaha* eh malah dia bilang "kalo bersiul, gw sama aja menggonggong"...duh salah lagi deh!!!
jadi inegt kata2nya kemaren...gini niy :
Lu : kalo ngomong ma anak kecil harus jelas!
Pi : maksudnya???
Lu : jangan kebanyakan kata....misalnya niy, 'jangan nangis' pasti anak kecil akan
mengmbil kata terkahirnya 'nangis', jadianak kecil itu akan menangis.
Pi : Oooo gitu...
Lu : Lu liat kan kalo ada anak kecil nangis trus mamanya bilang "jangan nangis" ,
anak kecil itu akan menangis makin keras kan? karena kata yang ketangkep ma
anak kecil itu adalah kata 'nangis', jadinya dia akan menangis makin keras!
jadi kalo bisa satu kata aja, kalo pengen anak itu berhenti nangis maka bilang
"DIAM" karena kata itu lebih dimengerti ma anak kecil di banding dengan kata
"jangan nangis"
Pi : Jadi...
Lu : "Lu kalo mo ngomong ma gw harus jelas juga"
Pi : ^&*#^@()$&!$!_$(

Ngga nyangka kan kalo sebenernya Luchan....dah dewasa ato masih balita siy hahahaha, masih banyak keunikan lainnya, mulai dari sarapan telor ceplok kalo ngga telor rebus, cemilannya nasi putih, ngga bisa idup ma krupuk, trus ngga lupa juga passwordnya "Nyawa melayang" hehehehe Ngga jarang juga kalo ngantor, lupa mandi trus pake di umumin lagi....diluar kebiasannya yang luar biasa aneh n ngga biasa, dia masih punya kebiasaan yang lumayan bagus lah n patut dicontoh....MENABUNG! masih banyak lagi siy tapi males ahhhhh

Intinya : setiap orang itu punya kelebihan dan kekurangan, dan setiap kekurangan n kelebihan harus kita hargai.....